WarnaNusa.com - Gempa 7,7 magnitudo di kota Gaziantep, Turki, bukan hanya merusak rumah-rumah warga, tapi juga menghancurkan bangunan kuno yang bersejarah.
Kastel Gaziantep yang terletak di dekat pusat gempa, saat ini mengalami kerusakan yang sangat parah.
Laporan menyebut bahwa Kastel Gaziantep hampir rata dengan tanah karena rusak di semua bagiannya.
Baca Juga: Usai Cetak Gol, Mantan Pemain Chelsea Ini Dinyatakan Hilang Akibat Gempa Turki, Terjebak di...
Mengutip kantor berita The Guardian, puing-puing dari Kastel Gaziantep yang bersejarah itu berserakan di jalan.
Tak hanya itu, pagar besi di sekitar lapangan juga tumbang dan berserakan di trotoar.
Selain itu, tembok kokoh di sebelah kastel juga ikut roboh dan banyak retakan besar di dinding benteng yang masih berdiri.
Dikutip WarnaNusa.com dari laman National Public Radio, kastel itu sudah ada sejak masa kekaisaran Het pada milenium ke-2 SM.
Sejarah menyebut bahwa Kastel Gaziantep di Turki telah bertahan dari zaman ke zaman.
Kastel tersebut terus berdiri kokoh menghadapi adanya invasi, renovasi, perubahan rezim, perebutan kekuasaan oleh Kesultanan Ottoman, hingga akhirnya menjadi objek wisata.
Namun, gempa yang mengguncang Turki selama kurang dari satu menit telah menghancurkan bangunan bersejarah itu pada Senin, 6 Februari 2023.
Sebagai informasi, gempa dahsyat itu juga mengguncang negara Suriah.
Artikel Terkait
Cografya Kaderdir, Itulah Penyebab Turki Sering Diguncang Gempa Dahsyat, Begini Penjelasannya
Titik Lokasi Gempa Turki, Diperkirakan Menelan 10.000 Korban Jiwa, Masjid Bersejarah Hancur Tanpa Atap
Kesaksian Korban Selamat Gempa Turki: Lebih Parah dari Guncangan yang Terjadi di Istanbul Tahun 1999
VIRAL! Seorang Peneliti Ramal Gempa Turki dan Suriah 3 Hari Sebelum Guncangan Dahsyat Terjadi
Merinding! Video Detik-Detik Gempa Turki Runtuhkan Gedung Berlantai 7, Dinding Pencakar Langit Mengelupas
Gempa Turki, Presiden Jokowi Sampaikan Belasungkawa: Doa Kami Bersama Keluarga dan Korban Gempa Bumi
Update Terbaru! Korban Jiwa Gempa Turki Bertambah Menjadi 2.379, Belasan Ribu Lainnya Terluka